Sabtu, 21 Desember 2013

Surat Ash Shaffat Ayat 99-111 Dan Pendekatan Konseling Eklektik

Surat Ash Shaffat Ayat 99-111
Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Pelaksanaan Bimbingan Konseling dengan Teknik Pendekatan Eklektik

Eklektisisme adalah pandangan yang berupaya menyelidiki berbagai sistem, metode, teori, atau doktrin, dengan maksud untuk memahami dan menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektik berupaya mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkanya dalam situasi konseling yang tepat. Dengan demikian teknik ini membawa konseling ke dalam kerangka kerja yang lebih luas, tidak terbatas pada suatu pendekatan, melainkan pendekatan yang integratif dari berbagai pendekatan. Maka, untuk dapat memilih teknik mana yang paling baik dan cocok dengan situasi yang ada, konselor haruslah memiliki banyak pengalaman dalam praktek, dan tentunya pengetahuan tetang berbagai macam teknik.

Hubungan antara Ayat dengan Teknik

            Dalam surat ash Shaffat ayat 99-111, kita belajar akan kesabaran dan keshalihan Ibrahim as. dan anaknya Ismail as. dalam menghadapi cobaan berupa perintah dari Allah swt. Ibrahim yang telah sekian lama tidak dikaruniai anak meminta kepada Allah dengan disertai sebuah nadzar. Maka dikabulkanlah permintaan tersebut. Setelahnya Ismail beranjak dewasa, Ibrahim diingatkan kembali tentang nadzarnya melalui mimpi di tidurnya, maka ia pun membenarkan mimpi tersebut datang dari Tuhannya. Maka ia mendiskusikan dengan puteranya Ismail, dan Ia pun  membenarkannya dan bersedia untuk disembelih sebagai pembayaran nadzar ayahnya. Maka Ibrahim dan Ismail mempersiapkan segala sesuatunya. Hingga telah tiba saatnya penyembelihan, Allah berfirman dan mengakui keshalihan dan kesabaran kedua hamba-Nya tersebut. Kemudian Dia memerintahkan untuk mengganti Ismail dengan hewan sembelihan yang besar (kambing). Dan selanjutnya, berawal dari sinilah disyariatkannya ibadah qurban.
            Teknik eklektik dalam kisah di atas, tergambarkan dengan penyesuaian kesepakatan yang dilakukan antara Ibrahim dan Ismail untuk melakukan nadzar. Selanjutnya, penyesuaian diberikan oleh Allah dengan memerintahkan untuk mengganti Ismail dengan hewan sembelihan yang besar. Karena meskipun kasus yang hendak dilakukan oleh Ibrahim untuk membayar nadzarnya itu benar (karena hukum membayar nadzar adalah wajib), namun tetaplah membunuh manusia tidak dibenarkan dalam Islam.  Karena dalam nash yang lain juga Islam melarang pembunuhan manusia. Sehingga dalam hukum Islam, hukum nadzar yang melanggar syari’at adalah haram. Dengan penyesuaian yang diberikan Allah itu, maka terbentuklah syari’at ibadah qurban dengan hewan tertentu, bukan dengan manusia, atau anak kandung yang dimiliki seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar